Nasi Goreng Padang Favorit di Surya Bundo, Bandung

Sebagai pencinta masakan padang, ke mana-mana saya hampir selalu niat mencari tempat jajan yang berhubungan dengan nasi padang, sate padang, soto padang, dan tentunya nasi goreng padang! Nah, nasi goreng padang di Surya Bundo -yang dulunya berlokasi di simpang Dago- ini juga masuk dalam daftar jajan kuliner wajib saya kalau sedang main ke Bandung. Nasi gorengnya maknyus dengan rasa aseli seperti di padang sana, dan ada pilihan topping dadar penuh minyak favorit saya! 😋

Ku sungguh kangen sama bungkusan kertas ituuu…
Kualinya dahsyat banget emang!
Nemu postingan salah satu bapak dosen ITB waktu saya nyari2 foto Surya Bundo di Simpang Dago! Dulu begini penampakannya

Mungkin ada yang bertanya-tanya, “Emang apa bedanya nasi goreng biasa sama nasi goreng padang?”. Eits, jangan salah!. Bedanya ada dong, walaupun mungkin tak banyak 😁 Perihal ini agak pelik dan relatif, sodara-sodara! Nasi goreng “biasa” bagi saya adalah nasi goreng padang. Justru saya yang bertanya-tanya, “Apa bedanya nasi goreng lain dengan nasi goreng padang?” 😁

Kalau mau dibandingkan dengan nasi goreng yang banyak dijual di daerah Jawa, nasgor padang ini warnanya lebih merah (karena mungkin hanya menggunakan sedikit kecap manis) dan lebih pedas rasanya (bumbunya pakai cabe giling pastinya). Selain itu, yang paling khas dari nasi goreng padang menurut saya adalah adanya irisan seledri yang dicampurkan ke dalam nasi.

Btw, sebagai seorang anak Sumatra, saya tumbuh besar dengan sehari-hari menyantap beras pera yang tipenya berderai, tidak pulen seperti yang banyak ditemukan di wilayah Jawa. Waktu pertama kali merantau zaman kuliah dulu, saya sempat kaget dengan tipe nasi yang pulen *tapi tetap makan banyak pastinya 😀 Nah, untuk nasi goreng sendiri, menurut saya lebih pas kalau yang digunakan adalah beras pera. Lebih enak diaduk dan diratakan bumbunya, tanpa berasa lengket. Jadi, nasi goreng padang adalah nasi goreng versi ideal buat saya (selain mungkin nasi goreng Thailand yang tak kalah maknyusnya itu!).

Selama di Jepang sini, saya sering kangen dengan nasi goreng padang dan beberapa kali mencoba eksperimen masak sendiri. Sayangnya hampir selalu gagal dan saya belum berhasil menemukan kombinasi takaran yang pas dengan rasa nasgor asli di tanah air, walaupun sudah menggunakan bahan-bahan sesuai resep. Takarannya sering dibilangin pakai feeling sih, mungkin masalahnya memang ada pada “perasaan” saya 😅

Bocoran resep nasgor padang dari uni Rika, yang katanya dapet dari temennya
Salah satu hasil eksperimen saya 😀

Sekitar awal Februari 2018 lalu, waktu ada kesempatan mudik ke Indonseia, saya pun meniatkan diri nostalgia jajan nasi goreng padang, bahkan sempat terlibat drama perburuan makanan favorit di Surya Bundo ini *hiperbola yak 😀 Adik laki-laki saya, yang adalah ultimate-partner-in-culinary-crime saya sejak dulu kala, sempat bilang kalau nasi goreng padang langganan di simpang Dago dulu itu (saya ngaku-ngaku aja sih ini “langganan”) pindah ke Dago Atas dan sekarang sudah punya toko sendiri! Maka tanpa babibu, saya langsung browsing mengecek lokasi ke Google Maps dan menemukan keterangan bahwa Surya Bundo buka pukul 14.30. 

Sepulangnya dari salah satu sesi jalan-jalan di Bandung, saya -dan mbak Nunung- mampir ke TKP sekitar pukul 15.00, hanya untuk menemukan bahwa pintu rukonya baru dibuka sedikit dan masih ada motor parkir melintang di depan pintunya 😱

Pintu ruko yang cuman kebuka dikit 😀

Taaapi, mental pantang menyerah saya (yang entah kenapa baru muncul kalau ada kepentingan makan-makan dan jalan-jalan) pastinya tetap membara. Saya sungguh tak rela kalau gagal makan nasgor padang ini padahal sudah jauh-jauh jalan ke sana dan sudah terbayang-bayang rasa enaknya nasi goreng dan dadar maknyus itu! Akhirnya dengan nekat saya mengetok pintu depan toko dan bertanya ke mbak-mbak yang melongok dari dalam “Bukanya jam berapa mbak?”, yang kemudian dijawab “Bentar lagi, ini masih lagi siap-siap” *tidaaaaak 😭😭😭

Untungnya saya tak langsung menyerah balik kanan, karena tak lama kemudian abang-abang chef-nya nongol dan nanya “Mau pesan apa?”. Saya langsung nodong (sambil sedikit memelas), “Nasi goreng, Bang” *saya lupa persisnya waktu itu manggil abang, uda, apa aa’ ya 😁 Daaan alhamdulillaaah ternyata kata abang-abanyak bolleeeh, sodara-sodara! Mungkin kalau soto padang masih belum beres ya persiapannya, tapi kalau nasgor lebih feasible untuk dibuatkan kali ya? 😍

Saya dan mbak Nunung (yang konon katanya belum pernah makan nasgor padang) memutuskan untuk makan satu porsi di tempat, dan bungkus satu porsi lagi untuk dibawa pulang 😋

Keliatan gak di meja tengah itu masih ada plastik, baskom, dan piring2 berisi bumbu dan bahan2 (soto sepertinya) 😁
Baru kali ini makan nasgornya di tempat *nomnomnom

Oiya, di Surya Bundo ini juga ada menu soto padangnya. lho! Tapi karena dulunya saya selalu bungkus nasgor saja untuk disantap di kosan, saya kurang tahu seenak apa rasa sotonya. Cuma yaa, mengingat rasa nasi goreng padangnya yang aseli dan terpercaya, saya yaqqin sotonya juga maknyus! Semoga nanti ada kesempatan untuk mencicipi soto padangnya juga karena sekarang sepertinya bisa lebih nyaman untuk makan di tempat dengan space dan kapasitas lebih besar dari lokasi sebelumnya di simpang Dago.

PS: Lokasi Surya Bundo di Google Maps sepertinya agak geser dari yang sebenarnya. Mungkin lebih aman kalau alamatnya saja yang dijadikan patokan, Jl. Ir. H. Juanda No. 400.

5 thoughts on “Nasi Goreng Padang Favorit di Surya Bundo, Bandung

  1. Belum pernah juga makan nasi goreng padang, hahaha. Selama ini selalu menikmati soto padang dan nasi padang rendang+telor dadarnya sih *laahh. Jadi mau nyoba ah kapan kapan

    1. Hihi, iyaa pres, ada tau nasi goreng padang, cobain deh!
      Katanya di jakarta yang recommended di Martabak Kubang (Kubang Hayuda Jakarta) atau di Bopet Mini Benhil 😋

What do you think?